CANTIK ITU LUKA - EKA KURNIAWAN



Cantik Itu Luka – Eka Kurniawan


Dalam proses membaca sebuah buku, terutama karya sastra memerlukan ketelitian, niat dan ingatan yang kuat. Karena dengan begitu kita akan tidak hanya menjadi penikmat, melainkan pembaca yang kritis. Resensi adalah salah satu media yang bisa digunakan oleh pembaca untuk memberikan informasi mengenai buku yang telah dibaca kepada calon pembaca yang lain. Selain itu, resensi juga dapat menjadi sebuah referensi bagi pembaca untuk dapat menciptakan karya sastra yang serupa dengan buku bacaannya atau bahkan lebih baik lagi. Dengan begitu, status kita tidak hanya sebagai pembaca yang memiliki pengalaman terhadap buku-buku, tetapi kita juga bisa berstatus sebagai penulis lewat langkah kecil ini.
Salah satu resensi saya kali ini adalah mengenai buku yang berjudul "CANTIK ITU LUKA" dengan niat yang teguh, saya cukup memerlukan waktu satu bulan untuk menghabiskan 479 halaman buku ini. Target-target yang saya buat sendiri ternyata cukup ampuh dalam menuntaskannya. Berikut adalah hasil yang saya dapatkan mengenai buku "CANTIK ITU LUKA"

Identitas buku:
Judul buku                  : CANTIK ITU LUKA
Penulis                         : Eka Kurniawan
Cetakan pertama         : Mei 2004
Cetakan ke-12             : Oktober 2016
Penerbit                       : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN                           : 978-602-03-1258-3
Ketebalan                    : 479 halaman

Resensi:
            Buku ini menceritakan tentang tokoh Dewi Ayu yang merupakan seorang perempuan paling cantik di Halimunda. Dewi Ayu adalah buah pernikahan Belanda dan Pribumi yang menghasilkan kekaguman bagi semua lelaki untuk menyetubuhinya. Dirinya telah memilih untuk tinggal di Halimunda, meskipun harus menerima risiko akan hidup bersama penderitaan yang diciptakan oleh para penjajah.
            Dewi Ayu terus mencoba bertahan hidup dengan sisa-sisa harta yang dimiliki sebelum akhirnya dia ditangkap dan dijadikan pelacur untuk memuaskan nafsu para penjajah. Kebanyakan yang dipilih adalah yang masih gadis dan cantik, karena masih segar dan terlihat menarik untuk melepaskan lelah.
            Dari persetubuhan dengan banyak lelaki itulah, Dewi Ayu memutuskan untuk tetap melahirkan bayi dalam kandungannya dan merawat hingga dewasa. Anak pertama bernama Alamanda, sama cantik dengan ibunya. Perempuan idaman setiap lelaki. Sebagai pelacur favorit di Halimunda, dirinya selalu mendapat perlakuan istimewa dari Mama Kalong (ibu pelcuran di tempat Dewi Ayu) dan juga para lelaki yang ingin menyetubuhinya harus membayar mahal untuk bisa menikmati tubuhnya, serta membopongnya terlebih dahulu di kamar, dirinya juga selalu mendapat perlakuan halus dari para pelanggan.
            Keputusannya menjadi seorang pelacur menjadikannya sebagai perempuan yang terkenal, bersamaan dengan itu semua, lahirlah anak kedua yang diberi nama Adinda. Tak kalah cantik dengan Alamanda, gadis ini juga menjadi idaman para lelaki walaupun kelakuannya sedikit kelaki-lakian. Dia lebih senang menghabiskan waktunya untuk membaca buku.
            Lahirnya kedua putri cantik ini menjadikan Dewi Ayu memiliki keinginan untuk berhenti menjadi pelacur yang dibuat giliran. Dia hanya tidak ingin apabila memiliki seorang anak lagi tidak bisa menjelaskan sosok ayah yang sebenarnya. Maka dari itu dirinya memutuskan untuk hanya ingin menyetubuhi seorang lelaki saja, setiap malam dengan orang yang sama, setidaknya bakal anak ketiga ini memiliki ayah yang jelas.
            Permintaan Dewi Ayu telah terkabul. Datanglah seorang lelaki yang tak jelas asal-usulnya bernama Maman Gendeng. Dialah satu-satunya lelaki yang menyetubuhi Dewi Ayu hingga terlahir seorang anak bernama Maya Dewi, gadis kecil paling cantik dari kedua kakaknya ini adalah anak yang sangat baik dan penurut.
            Anak terakhir, yang dimiliki Dewi Ayu tidak seperti kakaknya. Dia memiliki wajah buruk rupa, semua orang berusaha untuk menjauhinya karena rasa takut. Dewi Ayu telah mengutukinya semenjak dalam kandungan, sehingga membuat ibu dari gadis buruk rupa itu meninggal dengan caranya sendiri, tepat dua belas hari setelah melahirkan anak bungsunya yang diberi nama Si Cantik.
            Mereka, keempat anak Dewi Ayu hidup dengan cara masing-masing yang sama menderitanya pada akhir kisah karena kutukan dari roh jahat sebagai akibat dari dendam yang dimiliki roh gentayangan itu kepada orang tua Dewi Ayu.
            Setelah membaca beberapa halaman buku ini, saya mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa intelektualitas penulis dapat diukur dari tokoh-tokoh yang diciptakannya. Dengan gaya penceritaannya yang khas, dan alurnya yang campuran, Eka Kurniawan tetap mampu membawa pembaca dalam dimensi yang diciptakannya sendiri. Banyak kisah di dalam buku ini yang mampu memberikan pengetahuan dan makna tersirat pada pembaca, novel yang baik karena selalu mengajak pembaca untuk berpikir pada setiap bab yang ada di dalamnya. Eka Kurniawan membawakan dengan gayanya sendiri, surealis dan filsafat yang sangat kental melekat pada dirinya hingga jadilah novel dengan 479 halaman yang menyenangkan.

Kutipan kata-kata dalam novel “CANTIK ITU LUKA"

  • Pelacuran bukanlah tempat penghianatan, sebab mereka dibayar dengan uang, bukan dengan cinta
  • Semua perempuan itu pelacur, sebab istri baik-baik pun menjual kemaluannya demi mas kawin dan uang belanja, atau cinta jika itu ada
  • Dunia telah ditakdirkan menjadi tempat yang sebusuk-busuknya. Itulah alasan Tuhan menciptakan sorga sebagai penghibur manusia-manusia yang malang
  • Tak ada yang lebih baik dari penggali kubur, mereka melayani orang-orang yang tak perlu dilayani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sujiwo Tejo "Lupa Endonesa"

ENTROK - OKKY MADASARI

Bukan Pasar Malam – Pramoedya Ananta Toer