Kumpulan Budak Setan (kumpulan cerpen)


Dalam proses membaca sebuah buku, terutama karya sastra memerlukan ketelitian, niat dan ingatan yang kuat. Karena dengan begitu kita akan tidak hanya menjadi penikmat, melainkan pembaca yang kritis. Resensi adalah salah satu media yang bisa digunakan oleh pembaca untuk memberikan informasi mengenai buku yang telah dibaca kepada calon pembaca yang lain. Selain itu, resensi juga dapat menjadi sebuah referensi bagi pembaca untuk dapat menciptakan karya sastra yang serupa dengan buku bacaannya atau bahkan lebih baik lagi. Dengan begitu, status kita tidak hanya sebagai pembaca yang memiliki pengalaman terhadap buku-buku, tetapi kita juga bisa berstatus sebagai penulis lewat langkah kecil ini.
Salah satu resensi saya kali ini adalah mengenai buku yang berjudul "Kumpulan Budak Setan" dengan niat yang teguh, saya cukup memerlukan waktu satu minggu untuk menghabiskan 174 halaman buku ini. Target-target yang saya buat sendiri ternyata cukup ampuh dalam menuntaskannya. Berikut adalah hasil yang saya dapatkan mengenai buku "Kumpulan Budak Setan"

IDENTITAS BUKU
Judul Buku: Kumpulan Budak Setan
Penulis: Eka Kurniawan ; Intan Paramaditha ; Ugoran Prasad
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama: Februari 2010
Cetakan Kedua: Agustus 2016
ISBN: 978-602-03-3364-9
Ketebalan: 174 halaman

SINOPSIS

Cerpen "Penjaga Malam" menceritakan tentang empat orang penjaga pos kamling yang saat itu sedang menjalankan tugasnya karena sudah giliran mereka pada hari itu. Tokoh aku merasa cemas kepada istrinya yang saat itu sedang mengandung bayi mereka yang pertama. Dengan kehamilannya tersebut, istri tokoh aku selalu merasa ketakutan apabila keluar malam-malam, bahkan untuk sekadar ke kamar mandi sehingga tokoh aku dengan terpaksa menemaninya. Saat berjaga malam di pos, tidak ada yang patut dikhawatirkan selain sang istri. Tapi sayang, ketakutan tokoh aku sekarang tidak hanya berujung pada istrinya saja, melainkan kepada salah satu temannya yang tak kunjung kembali saat berizin untuk mengelilingi kampung yang menyusuri hutan. Cuaca yang dingin karena guyuran hujan dan kegelapan malam sangat mendukung kecemasan tiga orang penjaga pos terhadap seorang temannya yang tak kunjung kembali. Kemudian, orang kedua bertekad untuk mencari temannya yang dianggap hilang tersebut karena rasa khawatir yang tinggi. Sekarang tinggalah tokoh aku dan seorang lagi yang masih kecil, ketika itu menggantikan ayahnya karena sedang tidak bisa berjaga di pos. Kemudian tokoh aku dan anak kecil juga merasakan kecemasan yang semakin tinggi, karena kedua temannya tak kunjung kembali dalam keadaan hujan yang semakin kuat memberikan rasa dingin terhadap keduanya. Satu per satu pergi, dan tak ada satu pun yang kembali, begitu pula anak kecil yang nekad untuk mencari keduanya. Tokoh aku yang merasa penasaran juga menyusul ke arah yang sama, arah di mana ketiga temannya dianggap hilang, arah di mana semua ketakutan bermula, dan arah di mana bunyi kentongan serta senter tidak lagi mengeluarkan tanda.


Cerpen "Taman Patah Hati" – menceritakan tentang seorang lelaki yang ingin berpisah dari pasangannya, namun dia tidak bisa melepaskan perempuan tersebut, bahkan setelah mengunjungi tempat-tempat yang dipercaya akan memperburuk hubungan apabila mengunjunginya. Hal ini membuktikan bahwa penulis memang benar-benar memiliki dunia sendiri dalam karya yang dimilikinya, sehingga dengan caranya sendiri, penulis mampu membantah teori mengenai mitos yang telah dipercaya masyarakat selama bertahun-tahun.


Cerpen "Riwayat Kesendirian" menceritakan tentang seorang pemuda pekerja kantoran yang tinggal di apartemen seorang diri. Pemuda ini merasakan kesepian karena tidak memiliki pasangan. Tetapi masa lalunya membawa pemuda tersebut pada kenangan indah terhadap seorang perempuan. Perempuan ini sudah dijodohkan oleh orang tuanya, tapi lewat perkenalan singkat oleh salah satu temannya tersebut, mereka telah merasakan cinta terhadap satu sama lain. Hingga saat perempuan itu meninggal, arwahnya masih saja bergentayangan dan selalu ditunggu oleh pemuda di apartemen dengan penuh kasih sayang dan penantian yang tulus.


Cerpen "Jimat Sero" menceritakan tentang anak remaja yang tidak memiliki keberanian dalam berkelahi. Teman-teman sekelasnya yang terlalu berkuasa, selalu menghajar anak pengecut ini apabila tidak menyetorkan uang saku. Hal tersebut membuat neneknya geram dan segera mengambil tindakan. Nenek dan remaja pengecut ini pergi ke sebuah tempat, menyusuri hutan dan menyebrangi sungai hingga bertemu dengan orang yang juga sama tua seperti neneknya. Mereka bercengkrama dan di sana ada seorang anak yang berusia 2 tahun di atas remaja pengecut ini. Kakek ingin membalas budi nenek ini dengan cara mengabulkan permintaannya untuk melindungi cucu kesayangannya. Anak yang 2 tahun lebih tua ini rela meninggalkan pendidikan yang kelas 4 untuk menemani remaja pengecut kelas 2 ini dengan tujuan melindunginya. Hingga saat remaja pengecut dewasa, dia bekerja di kantor dan merasa baik-baik saja dengan rasa pengecut yang dimilikinya sampai akhirnya pemuda dengan usia 2 tahun lebih tua ini memberinya jimat sero yang mampu memberikan ilmu kebal kepada pemuda pengecut. Dengan adanya jimat sero ini malah membuat pemuda pengecut terus merasakan keinginan untuk berkelahi. Jimat sero juga yang telah membuatnya rela menyerahkan perempuan yang disayanginya untuk disetubuhi oleh lelaki pemberi jimat ini dan pemuda pengecut justru merasa bahagia.


Cerpen "Goyang Penasaran" menceritakan tentang seorang penyanyi dangdut di sebuah kampung. Dengan pakaian mini dan goyangan seksi, membuat hampir semua laki-laki di kampung itu penasaran sampai kepada bagian dalamnya. Ya, hampir semua, karena tidak semua. Termasuk ustadz kampung tersebut yang melarang keras goyangan seksi semacam itu. Hingga akhirnya ustadz berhasil menghasut warga kampung agar wanita itu diusir dari kampung. Sekembalinya ke kampung itu, wanita pedangdut telah memakai hijab, kali ini warga keheranan dan tidak percaya. Sebagian kagum, sebagian yang lain menghujat dan penasaran "Apa rencana di balik perubahannya?" Mungkin ini juga menjadi pertanyaan bagi pembaca. Tentu saja, setiap orang jahat tidak akan berubah hanya dengan paksaan. Jawaban atas rasa penasaran itu telah terbukti dengan seorang fans fanatik penyanyi dangdut yang memaksanya untuk kembali bergoyang. Tak peduli berapapun biayanya, asalkan nafsunya terpuaskan setelah melihat goyangannya. Akhirnya, wanita itu bersedia dan dia bernyanyi di depan penggemar beratnya dan juga sebuah bingkisan dalam kantong plastik besar yang berisi jasad ustadz yang telah menghasut warga untuk mengusirnya.


Cerpen "Apel dan Pisau" tidak ada kehangatan yang berarti, selain dari keluarga sendiri. Memliki keluarga besar mungkin lebih menyenangkan untuk penghujung masa tua, dibandingkan dengan hidup sebatang kara. Mungkin inilah yang dirasakan oleh perempuan satu ini. Dia hidup bahagia bersama seorang suami yang kaya raya. Hal ini membuatnya berpenampilan serba mewah untuk menunjukkan status yang sesungguhnya. Dandanannya yang mewah inilah yang membuatnya menjadi bahan perbincangan saudara-saudaranya. Mereka selalu tidak berterima dengan kecerdasan, kemewahan, dan kecantikan perempuan satu ini. Saudara-saudaranya terus membicarakan dirinya, kemudian berpura-pura baik saat di depannya, seakan tidak terjadi apa-apa. Hingga saat perempuan itu bercerai dengan suaminya, dia menghubungi semua saudaranya untuk datang bersilaturahmi sebelum berpisah dengan suami. Mereka terkejut dengan ajakan itu dan tetap datang dan menikmati hidangan seperti layaknya sebuah pesta. Tibalah saat menyajikan hidangan penutup. Perempuan ini justru menyajikan 1 buah apel untuk masing-masing tamu undangan lengkap dengan pisaunya. Kemudian, ketika dia memanggil seorang lelaki tampan yang ketampanannya melebihi pangeran dalam dongeng, tangan mereka teriris sendiri sampai tak bisa merasakan darah yang telah menetes.


Cerpen "Pintu" adalah kisah seputar suami istri yang sudah saling sibuk. Tidak ada keromantisan diantara keduanya. Tidak ada obrolan yang menarik segala masalah yang menimpa dari kantor maupun di rumah, karena keduanya tidak pernah saling basa-basi. Hingga kemudian muncul ketertarikan dari sang istri yang sudah bosan dengan rumah tangga yang demikian kepada tukang kebunnya sendiri yang telah dijadikan sebagai pembantu istimewa. Setiap suaminya bekerja, sang istri selalu menggoda tukang kebun dan memintanya untuk memuaskan nafsu dengan bayaran lebih. Tentu, orang yang membutuhkan uang pasti tidak akan menolak hal ini. Sampai akhirnya suami curiga dan sang istri hanya menjawab bahwa pembantu istimewa ini pandai memijat. Tak ada obrolan lagi setelahnya, bahkan selama pembantu istimewa beralih profesi menjadi tukang pijat sang suami, istrinya menjadi kesulitan untuk menghubungi pembantu istimewa, mereka sekarang tidak bisa lagi saling memuaskan nafsu. Sampai pada akhir cerita, pembantu istimewa menjadi asisten pribadi si suami dan membunuh seseorang atas perintahnya, sebelum pada akhirnya pembantu tersebut mati dan sang istri bersedih.


Cerpen "Si Manis dan Lelaki Ketujuh" cerita terakhir milik Intan Paramaditha dalam buku ini, sekaligus menjadi cerita terfavorit saya sebagai pembaca. Banyak kejadian mengejutkan di dalamnya. Kisah ini berawal dari seorang suami yang memiliki istri cantik. Dia bekerja di kantor dan serba kecukupan. Mulai rumah, tas, perhiasan istri berasal dari gaji suami tiap bulan. Semuanya baik-baik saja sampai suami tersebut dikeluarkan dari pekerjaan. Lambat laun harta mereka habis untuk memenuhi kebutuhan pokok dan istri harus rela menjual semua barang-barang bagus miliknya. Suami yang terbiasa melihat kemewahan istrinya ini merasa tidak tega dan mencari pekerjaan lain. Merasa beruntung, dia menemukan pekerjaan yang membuatnya penasaran, karena berani membayar dengan gaji besar, setara pekerjaan sebelumnya di kantor dengan syarat yang tidak terlalu berat. Saat mendatangi tempat tersebut untuk melamar, banyak keganjalan yang ditemukan. Tapi, demi gaji yang besar, suami itu menerima pekerjaan meskipun sebagai pemuas nafsu. Bos barunya adalah seorang wanita buruk rupa dengan nafsu yang tinggi, perlakuan yang kasar, dan sikap yang aneh, tidak seperti wanita pada umumnya. Setiap hari, lelaki ini diperintahkan untuk bersembunyi di balik lemari dan menunggu bos barunya dari pengajian, kemudian melepaskan pakaiannya secara paksa sebelum bercinta. Mereka terus menjalaninya selama 3 bulan sesuai dalam kontrak. Lambat laun lelaki ini merasa tidak betah karena bau amis bos barunya akibat dari rupanya yang buruk itu, lelaki ini izin kepada bos baru agar keluar dari pekerjaan ini. Tapi saat itu adalah sekaligus menjadi saat terakhir bagi lelaki untuk hidup dan bertemu wanita buruk rupa. Dia terkunci di lemari saat menunggunya pulang dari pengajian sampai ajal menjemput.


Cerpen "Penjaga Bioskop" adalah kisah tentang seorang laki-laki yang tinggal dan tidur dalam gedung bioskop. Hari-harinya dihabiskan dalam sebuah gedung perfilman, dan tentu saja lelaki itu mengetahui semua yang berkaitan dengan bioskop, termasuk cerita mengenai hantu yang menjadi ketakutan para pegawai. Sedangkan laki-laki ini tetap merasa tenang dan berusaha untuk tidak menghiraukan sedikit pun ucapan orang-orang. Hingga suatu ketika, dia menemui seorang pengunjung perempuan cantik, seperti bintang film bioskop yang pernah dia lihat secara gratis kala kursi penonton ada yang kosong. Perempuan ini bercerita tentang gedung bioskop yang terdapat banyak burung gereja. Ya, memang gedung bioskop yang sebentar lagi akan tutup ini sekarang telah menjadi sarang burung gereja.


Cerpen "Hantu Nancy" menceritakan tentang seorang hantu perempuan bernama Nancy, pemilik salon kecantikan yang juga cantik luar biasa. Matinya penasaran, tidak ada yang mengetahuinya, sehingga membuat hantu ini menjadi arwah penasaran. Kabarnya, dia telah mampu membunuh para pembunuhnya dengan kejadian yang sama, yakni mulut mereka terdapat beberapa rambut. Semenjak itu, tidak ada lagi yang berani membuka salon kecantikan, karena takut dengan hantu Nancy, kecuali seorang lelaki yang terus menyelidiki kematiannya karena penasaran dan masih menyimpan rasa. Dia membuka salon kecantikan di kampung Nancy dan menyamar sebagai seorang perempuan.


Cerpen "Topeng Darah" menceritakan tentang seorang lelaki yang mendapatkan sebuah topeng. Dengan penasaran, dia mengenakan topeng yang dia dapat. Topeng itu seperti memiliki kekuatan tersendiri, sehingga dia sulit mengendalikan. Topeng dengan sebuah kekuatan jahat membuatnya ingin terus menyetubuhi wanita, kemudian membunuhnya dan memakan anggota tubuh mereka. Pemilik topeng barulah menyadari bahwa perbuatannya adalah salah ketika dia melepas topeng tersebut.


Cerpen "Hidung Iblis" menceritakan tentang seorang lelaki yang tergila-gila kepada istrinya, hingga dia tidak rela siapa saja yang terlihat bernafsu dengan istrinya tersebut. Seperti yang sudah-sudah, suami ini membunuh orang-orang dengan nafsu besar, karena takut istrinya ternodai dengan laki-laki yang semacam itu. Dia selalu memulai aksinya dengan pertanyaan "duluan mana, ayam atau telur" yang hingga kini menjadi teka-teki sangat sulit untuk dipecahkan.


KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

1.      Eka Kurniawan
Terdapat 4 judul cerpen yang disajikan penulis dalam buku "Kumpulan Budak Setan" yakni "Penjaga Malam" "Taman Patah Hati" "Riwayat Kesendirian" dan yang terakhir adalah "Jimat Sero" Dalam menyampaikan cerita, penulis ini lebih suka bermain dengan alur. Bermain dalam alur adalah hal yang paling sering dilakukan Eka saat menulis cerita. Justru hal ini yang membuat pembaca tertarik dan tidak mudah bosan, karena beliau mampu memunculkan rasa penasaran kepada pembaca.
Selain alur, Eka juga memperhatikan nama tokoh yang unik seperti Ajo Kawir, Miamia, dan sebagainya. Nama tokoh tersebut seakan menjadi daya tarik tersendiri dalam cerita yang dibuat. Seperti misalnya, kita bisa mengetahui bahwa Ajo Kawir seperti dalam beberapa sumber yang saya cari, ternyata adalah sebuah panggilan untuk anak laki-laki di Minangkabau. Dengan demikian, secara tersurat penulis telah menjabarkan asal dari tokoh dalam cerita, tanpa perlu menjabarkan lebih lanjut mengenai asal daerahnya.
Kemudian, hal terakhir yang dapat dicontoh dari Eka Kurniawan adalah, kelihaian beliau dalam menceritakan hal-hal tentang cinta agar tidak terlihat membosankan. Seperti cerpen Taman Patah Hati yang telah saya baca, yakni menceritakan tentang seorang lelaki yang ingin berpisah dari pasangannya, namun dia tidak bisa melepaskan perempuan tersebut, bahkan setelah mengunjungi tempat-tempat yang dipercaya akan memperburuk hubungan apabila mengunjunginya. Hal ini membuktikan bahwa penulis memang benar-benar memiliki dunia sendiri dalam karya yang dimilikinya, sehingga dengan caranya sendiri, penulis mampu membantah teori mengenai mitos yang telah dipercaya masyarakat selama bertahun-tahun.

2.      Intan Paramaditha
Dari beberapa cerpen-cerpen Intan Paramaditha yang telah saya baca pada buku ini, ada 2 cerpen yang masih terngiang dalam memori saya dan menjadi bagian yang paling menarik, yakni cerpen “Goyang Penasaran” dan “Si Manis dan Lelaki Ketujuh” pada Goyang Penasaran, menceritakan tentang seorang penyanyi dangdut yang mampu menarik perhatian semua lelaki di kampungnya dengan goyangan dan pakaian seksi yang dikenakan. Ini merupakan hal yang lazim terjadi dan sering kita temui dimanapun berada. Pada bagian ini belum ada ketertarikan, justru membuat saya merasa bosan dan ingin segera menghabiskan cerpen agar rasa bosan saya segera hilang. Tapi, kejutan pada cerpen justru saya temukan pada halaman terakhir, yang mana penyanyi dangdut tersebut ingin bernyanyi di depan jasad ustadz kampung tempatnya tinggal yang telah dibunuh oleh fans fanatik penyanyi dangdut atas perintahnya. Ini merupakan kejutan karena bagi saya, penulis ingin memberikan pandangan yang berbeda kepada orang-orang, bahwa setiap orang memiliki dua sisi dalam hidupnya, dan kejahatan tidak akan bisa berubah dengan paksaan.
Kemudian pada cerpen Si Manis dan Lelaki Ketujuh menceritakan tentang suami istri yang hidupnya kaya raya, tetapi sang istri harus rela menjual segala barang miliknya, karena suaminya telah dikeluarkan dari pekerjaannya, sehingga mereka harus hidup hemat. Kemudian karena suami ini merasa kasihan, dia terus mencari pekerjaan, hingga menemukan 1 pekerjaan dengan gaji tinggi. Karena penasaran, suami mendatangi alamat pekerjaan tersebut. Tak disangka, pekerjaan dengan gaji tinggi yang dimaksud adalah sebagai gigolo. Suami dipaksa untuk menyetubuhi seorang wanita, dan dia akan diberikan gaji yang besar, asalkan mau dikontrak selama 3 bulan. Merasa tidak tega dengan kondisi istrinya yang terus menjual barang-barang di rumah, dia menyetujui pekerjaan tersebut. Ternyata yang harus disetubuhi selama 3 bulan adalah seorang wanita buruk rupa. Setiap hari sang suami harus bersembunyi di dalam lemari sembari menunggu wanita buruk rupa pulang dari pengajian dan harus melepas paksa bajunya dengan penuh nafsu. Hari-hari terasa menjijikan bagi suami, tapi dia tepis dengan menyetubuhi istrinya yang sangat cantik dan lembut, tidak seperti majikannya yang buruk rupa dan kasar itu. Setiap hari sang suami diperlakukan seperti anjing, hingga dia merasa muak dan ingin keluar dari pekerjaannya. Namun, kejutan lagi-lagi berada di akhir, sang suami yang mengutarakan tentang keinginannya keluar dari pekerjaan ini, justru dikunci dari dalam lemari oleh majikannya yang buruk rupa dan dibiarkan mati di dalamnya bersama 6 orang gagal lainnya.
Namun dibalik kejutan akhir yang saya temukan pada kedua cerpen tersebut, saya menemukan beberapa kelemahan. Tidak seperti Eka yang selalu memberikan rasa penasaran pada setiap halaman, tidak demikian dengan Intan. Beliau menuliskan cerita-ceritanya pada sebuah halaman yang panjang sehingga memberikan rasa bosan kepada pembaca seandainya tidak ditemukan kejutan pada halaman akhir. Kemudian konflik dipaparkan sejak awal cerita, sehingga tidak muncul hal yang mendebarkan pada cerita, karena kita sudah dikenalkan dengan konflik cerita pada halaman awal hingga akhir.
3.      Ugoran Prasad
Pada semua cerpen buku ini adalah tulisan mengenai pembunuhan yang dituliskan oleh Ugoran Prasad. Mengenai hantu-hantu dan nafsu-nafsu yang ditimbulkan oleh perempuan. Tidak seperti Eka dan Intan yang mendefinisikan setan dengan gambaran cinta atau kemarahan, Ugoran Prasad justru mendefinisikan setan dengan sesuatu yang horor seperti pembunuhan-pembunuhan.
Membaca cerpen yang ditulisnya, saya sudah merasa bosan karena bisa menebak setiap cerita yang ditulisnya. Kemudian saya kelemahan juga saya temukan adalah, penulis tidak terlalu memedulikan nama tokoh. Padahal sebenarnya bisa saja nama tokoh menjadi pemikat cerita. Namun saya menemukan kelebihan pada penulis, yakni gaya bahasa yang digunakan. Tidak seperti Intan dan Eka, Ugoran Prasad justru lebih fokus dengan bahasanya yang puitis dan mengandung banyak majas, sehingga membuat pembaca memikirkan makna pada setiap kalimatnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sujiwo Tejo "Lupa Endonesa"

ENTROK - OKKY MADASARI

Bukan Pasar Malam – Pramoedya Ananta Toer